Konsep ekonomi hijau tidak hanya memacu pertumbuhan, namun juga menciptakan pembangunan yang selaras dengan kelestarian lingkungan.

Target yang tidak bisa dicapai dalam sistem ekonomi konvensional. Peluang pertumbuhan muncul saat negara berinvestasi di sektor-sektor kunci untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi sumber daya alam.

Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP), jika dunia berinvestasi di ekonomi hijau setidaknya 2% dari PDB (Produk Domestik Bruto) global setiap tahun selama sepuluh tahun ke depan, dunia akan meraih pertumbuhan ekonomi minimal setara dengan skenario paling optimistis dalam sistem ekonomi konvensional.

Separuh investasi dalam skenario hijau akan dialokasikan untuk meningkatkan efisiensi energi terutama di sektor properti, industri dan transportasi. Investasi ini juga akan dipakai untuk mengembangkan energi terbarukan, membantu dunia mengatasi dampak buruk perubahan iklim.

Sisanya akan digunakan untuk memerbaiki sistem pengelolaan limbah, infrastruktur transportasi publik dan membantu ekonomi berbasis sumber daya alam, seperti irigasi, pertanian, perikanan dan kehutanan.

Skenario hijau memerlukan dana sebesar US$1,3 trilyun per tahun dengan target mengurangi emisi CO2 di sektor energi dan kehutanan sebesar 50% pada 2030.

Skenario ekonomi hijau akan memicu pertumbuhan jangka panjang dalam periode 2011-2050 sambil mengatasi efek negatif perubahan iklim, kelangkaan air dan kerusakan ekosistem yang tidak bisa diatasi oleh skenario ekonomi konvensional.

Dalam skenario hijau, permintaan energi pada 2050 akan setara dengan tingkat permintaan energi saat ini atau 40% lebih rendah dari jumlah permintaan energi dengan skenario konvensional.

Harga energi dalam sepuluh tahun ke depan juga akan lebih stabil di bawah skenario ekonomi hijau, sehingga bisa menekan risiko volatilitas harga minyak dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Jumlah modal dan biaya bahan bakar rata-rata yang bisa dihemat mencapai US$760 miliar per tahun selama periode 2010 dan 2050.

Catatan Redaksi:

Data-data dalam artikel ini diambil dari laporan Program Lingkungan PBB (UNEP) berjudul Towards a Green Economy: Pathways to Sustainable Development and Poverty Eradication – A Synthesis for Policy Makers.

Redaksi Hijauku.com