Oleh: Herdian Armandhani *

Bangli (Bali) – Dua buah Bus bernomor Polisi AB dan K nampak baru tiba di pelataran parkir obyek destinasi Desa Wisata Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Rombongan wisatawan lokal ini berbondong bondong turun untuk bergegas mengunjungi Desa Wisata Penglipuran. Desa Wisata Penglipuran merupakan obyek wisata di Bali yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia karena masih menjaga tradisi dan kearifan lokal kebudayaan mereka.

Desa Wisata Penglipuran begitu unik karena rumah-rumah di desa ini hampir sama. Selain itu juga Desa Wisata Penglipuran juga ramah lingkungan karena penduduk rata-rata memilih berjalan kaki untuk berkunjung ke tetangga satu ke tetangga lainnya. Seluruh rumah-rumah warga di sana memiliki pintu gerbang yang disebut angkul-angkul. Bila berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran wisatawan akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Kebisingan suara dan polusi udara tidak akan kita temui di sini.

Mengunjungi Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli dapat ditempuh jalur darat selama kurang lebih 50 menit. Suasana asri dan sejuk menyapa pengunjung yang baru tiba di sana. Desa Wisata Penglipuran sangat cocok dijadikan pilihan lokasi pengambilan foto pre-wedding. Pintu Gerbang Pura Penataran Desa Wisata Penglipuran di sana banyak dijadikan titik foto pengambilan gambar pre-wedding.

Terbukti pada saat berkunjung kesana (31/12/2018) rombongan wisatawan asal negeri Tingkok bersama pasangannya mengambil foto prapernikahan mereka di sana. Harga tiket masuk ke Desa Wisatawan Penglipuran begitu terjangkau. Wisatawan dikenakan Rp 15.000 per orang.

Tak lengkap rasanya berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran tanpa membawa buah tangan untuk keluarga tercinta di rumah. Karena di Desa Penglipuran belum ada pusat oleh-oleh modern yang dikelola. Maka untuk memanjakan wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung, warga disana secara swadaya membuka lapak oleh-oleh di setiap rumahnya.

Ada yang menjual kain endek, baju adat madya ke pura, kain pantai, tas seni terbuat dari rotan, topi khas bali, lukisan alam Bali, dan gantungan kunci. Warga di Desa Wisata Penglipuran pun menjual minuman herbal bernama loloh cemcem. Minuman herbal ini terbuat dari bahan daun loloh cencem yang bermanfaat untuk penderita batuk dan influenza.

Warga masyarakat di Desa Wisata Penglipuran sangat bersahabat, murah senyum dan ramah ke wisatawan. Saat musim hujan di bulan Desember 2018, saat cuaca tidak bersahabat dan turun hujat lebat, warga menawarkan rumah mereka untuk dijadikan tempat berteduh. Di dalam rumah warga terdapat gamelan khas Bali yang bisa dimainkan oleh wisatawan. Di sekitar Desa Wisata Penglipuran terdapat kumpulan hutan bambu yang bisa diabadikan salah satu titik berswafoto.

Hiasan penjor (red: sarana upacara dalam ajaran Agama Hindu) masih terpasang dengan indah disepanjang rumah-rumah warga Desa Wisata Penglipuran. Bila belum pernah berkunjung kesini, aplikasi google maps dari ponsel Android dapat menuntun wisatawan untuk sampai ke lokasi dengan tepat.

Pakaian Adat Bali dapat disewa wisatawan untuk mengabadikan keindahan pemandangan di Desa Wisata Penglipuran. Jadi, tak ada salahnya apabila liburan di Bali untuk mampir berwisata desa yang pada tahun 2016 mendapat penghargaan The Travelers’ Choice Destinations dari TripAdvisor.

–##–

* Herdian Armandhani adalah kontributor Hijauku.com dari Denpasar, Bali. Ia bisa dihubungi melalui surat elektronik ke: dhaniamoebadevil@gmail.com