World Meteorological Organization (WMO) memperingatkan dunia agar bersiap menghadapi El Niño di 2019. WMO menyatakan tingkat keyakinan terjadinya El Niño mencapai 75-80% yang akan berlangsung mulai bulan Februari 2019.

Menurut pengukuran WMO, suhu permukaan laut sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda akan berlangsungnya El Niño – walaupun masih lemah – di sejumlah wilayah tropis di Pasifik. Namun pola perubahan di atmosfer belum terjadi. WMO meramalkan El Niño berbarengan dengan ramalan curah hujan terbaru. Curah hujan pada bulan Desember-Februari, menurut WMO mirip dengan curah hujan yang mengawali terjadinya El Niño.

El Niño adalah fenomena alam yang dipicu oleh fluktuasi temperatur permukaan laut di wilayah Pasifik dan khatulistiwa disertai oleh sejumlah perubahan dalam sirkulasi di atmosfer. Keduanya sangat mempengaruhi pola iklim dan cuaca di sejumlah wilayah di dunia.

“Walau El Niño tahun depan tidak sekuat El Niño pada 2015-2016, yang memicu kekeringan, banjir dan pemutihan terumbu karang di sejumlah wilayah dunia, fenomena ini masih berdampak signifikan pada curah hujan dan temperatur di banyak wilayah di bumi. Semua itu akan mempengaruhi keamanan pangan dan produksi pertanian, tata kelola sumber daya air dan kesehatan masyarakat serta memicu perubahan iklim jangka panjang dan meningkatkan suhu dunia di 2019,” ujar Maxx Dilley, Direktur Adaptasi dan Prediksi Iklim dalam berita WMO.

Peringatan ini diharapkan membantu masyarakat untuk selalu waspada akan bahaya akibat hujan deras, banjir besar dan kekeringan. Sejumlah wilayah Indonesia mengalami kebakaran  hutan dan lahan yang sangat parah – yang memicu krisis asap hingga ke sejumlah negara di Asia Tenggara – pada 2015 yang dipicu oleh kondisi kekeringan akibat El Niño pada 2015.

Menurut WMO, El Niño tahun depan diramalkan akan memicu kenaikan suhu dan kekeringan di wilayah selatan dan timur Australia, Indonesia, Philipina, Malaysia dan wilayah kepulauan Pasifik bagian tengah seperti Fiji, Tonga dan Papua Nugini. Curah hujan di atas normal diramalkan terjadi di sejumlah wilayah di Afrika Timur dan Asia Selatan.

Redaksi Hijauku.com