Warning! Tiger in training - Keven LawPada tanggal 13-16 September 2014 di Dhaka, Bangladesh, akan diadakan pertemuan antar pemerintah 13 negara yang memiliki populasi harimau (Tiger Range Countries/TRC). Pertemuan ini akan mengevaluasi kemajuan bersama negara-negara tersebut dalam mencapai tujuan untuk menggandakan populasi harimau di tahun 2022 – atau yang dikenal sebagai Tx2.

Pertemuan yang dinamakan The 2nd Stocktaking Conference of The Global Tiger Recovery Program (GTRP), merupakan kelanjutan dari kesepakatan Tiger Summit di St.Petersburg,Rusia, pada tahun 2010, ketika 13 negara populasi harimau menyetujui rencana global pemulihan populasi harimau.

Menurut WWF Tiger Alive Initiative Leader, Mike Baltzer, “Kita sudah hampir mencapai sepertiga jalan menuju target penggandaan populasi harimau. Terlepas dari kemajuan besar yang telah dicapai, masih banyak lagi yang perlu dilakukan oleh beberapa pemerintah13 negara tersebut jika ingin mencapai tujuannya di tahun 2022.”

Pertemuan ini merupakan sebuah kesempatan bagi pemerintah negara populasi harimau untuk mengkaji secara kritis kemajuan yang telah dicapai sampai mencapai tujuan paling ambisius yang pernah ditetapkan untuk konservasi spesies, serta untuk mempercepat tindakan yang perlu dilakukan dalam sisa kurun waktu 8 tahun kedepan.

Dalam konferensi ini, WWF menyerukan dan siap menjalin kerjasama dengan pemerintah negara populasi harimau untuk:

– Berkomitmen pada proses yang terjadwal dan dipimpin oleh pemerintah sendiri untuk mempertahankan momentum politik paling tidak hingga tahun 2022.

– Sepakat bahwa di tahun 2016 – setengah jalan menuju tujuan Tx2 – semua negara populasi harimau akan menyiapkan sensus akurat untuk populasi harimau di alam liar di negara masing-masing.

– Segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan perburuan sebagai tindak lanjut dari dukungan pemerintah untuk rencana pelaksanaan“Simposium: Menuju Nol Perburuan di Asia”.

Bertepatan dengan Global Tiger Day, 29 Juli 2014 lalu, WWF menyerukan kepada seluruh negara populasi harimau untuk menghitung jumlah populasi harimau masing-masing, sehingga populasi saat ini – yang diperkirakan kurang dari 3200 harimau – dapat diperbaharui.

Sejak angka perkiraan populasi tersebut dirilis pada tahun 2010, maraknya perburuan telah mencapai tingkat kritis dan merupakan ancaman paling berbahaya bagi harimau di alam liar saat ini. Statistik yang dirilis oleh TRAFFIC, sebuah jaringan pemantau perdagangan satwa liar, menunjukan bahwa sedikitnya 1590 harimau disita antara Januari 2000-April 2014 (setara dengan rata-rata 2 harimau per minggu).

Untuk mencapai Tx2, pemerintah negara populasi harimau harus menghentikan perburuan dengan memberikan pelatihan professional anti perburuan dan melakukan investasi untuk Polisi Hutan.

WWF dan mitra-mitra LSM lainnya sedang melakukan persiapan untuk meluncurkan sebuah era baru anti perburuan di “Simposium: Menuju Nol Perburuan di Asia”, yang diperkirakan akan diselenggarakan awal Desember 2014. Tujuan dari Simposium ini adalah untuk berbagi praktik-praktik terbaik anti perburuan dan mendiskusikan rencana “Nol Perburuan”, yang memerangi, mengintensifkan dan mempercepat tindakan terhadap perburuan di semua negara populasi harimau.

Menurut Anwar Purwoto, Direktur Sumatera dan Borneo WWF-Indonesia, “Banyak pihak yang membantu dan berperan dalam upaya menggandakan populasi Harimau Sumatera di Indonesia, terutama dari kalangan masyarakat madani. Namun untuk mencapai target Tx2, pemerintah dan masyarakat harus lebih serius mendukung komitmen ini.” Anwar melanjutkan, “WWF-Indonesia siap mendorong tumbuhnya komitmen Tx2 yang lebih kuat di Indonesia, khususnya di pemerintahan baru.”

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, direncanakan akan meresmikan konferensi ini yang akan berjalan selama 3 hari di Hotel Pan Pacific Sonargaon, Dhaka. Selain pemerintah negara populasi harimau, acara ini juga akan dihadiri oleh perwakilan pemerintah negara lainnya, LSM, dan lembaga-lembaga lainnya.  Kesepakatan dari konferensi ini akan disebut dengan Dhaka Recommendations.

Catatan untuk Editor:

– Ketigabelas negara yang memiliki spesies Harimau tersebut adalah Bangladesh, Bhutan, Cina, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia, Thailand dan Vietnam.

– Tx2 merupakan tujuan global – yang disepakati oleh 13 negara populasi harimau – untuk menggandakan jumlah populasi harimau di alam liar pada Tahun Harimau berikutnya (2022). Tx2 disepakati pada tahun 2010 di Tiger Summit St. Petersburg, Rusia. WWF merupakan pendorong Tiger Summit. Tx2 adalah tujuan paling ambisius yang pernah ditetapkan untuk konservasi spesies, dengan harimau sebagai spesies pertama, setelah manusia, yang mendapatkan perhatian politik tingkat tinggi.

– Tujuan utama diadakannya konferensi ini adalah untuk mengumpulkan stok kemajuan di pelaksanaan GTRP menuju Tx2 oleh negara populasi harimau dan mitra mereka, seperti yang diarahkan oleh Thimphu Affirmative Nine-Point Action Agenda on Tiger Conservation  dan GTRP Implementation Plan 2013-14, termasuk:

a. Mengevaluasi status GTRP Implementation Plan 2013-14 saat ini;

b. Mendiskusikan penemuan-penemuan di laporan pertama GTRP’s Key Performance Indicators (KPIs);

c. Mengevaluasi status kapasitas, sumber-sumber dan kekurangan-kekurangan terdepan;

d. Menerima praktik-praktik yang baik dan membangun kesuksesan dalam mengembangkan langkah-langkah terdepan di semua dimensi Thimphu Agenda, termasuk penegakan hukum satwa liar, pengelolaan dan perlindungan lansekap, keterlibatan dan keuntungan bagi masyarakat, kerjasama lintas batas, memulihkan populasi harimau, keterlibatan sektor bisnis, kesadartahuan dan permintaan reduksi, dan pemantauan:

e. Menyalurkan tenaga dan berkoordinasi lebih baik dalam penyaluran dana menuju GTRP, termasuk pengumuman dan peluncuran proyek dan kemitraan baru (yang didukung oleh  Global Tiger Forum, IUCN, KfW,Open Landscape Partnership Platform, Open Parks Network, USAID, dan lain sebagainya);

f. Meningkatkan dukungan global untuk GTRP, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan negara populasi harimau yang diperbarui, dengan  menyelaraskan peranan mereka dan mitra-mitranya dalam implementasi.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

· Anwar Purwoto, Direktur Sumatera dan Borneo, WWF-Indonesia – Email: apurwoto@wwf.or.id, Hp: +62 812 1108654

· Sunarto, Wildlife Specialist, WWF-Indonesia, Email: sunarto@wwf.or.id, Hp: +62 811 9950521